Monday, May 18, 2009

Apa ya........??


Akhirnya aku dapetin bukunya Supernova-nya dee yang judulnya "ksatria, puteri dan bintang jatuh". Sejak baca berjam-jam dari tadi pagi di perpus. Sampai sekarang belum selesai. Sebenarnya aku bukan peminat buku2 fiksi kayak novel ato cerpen. "Gak ada waktu" pikirku!!Ato akunya aja yang suka males:p

Baca bukunya dee yang ini bikin pusing aja. Banyak banget yang gak tak mengerti [so maklumlah klo bacanya blum selesai, ntar aja dilanjutin. Lagi taraf saturated]. Caos, singulariti, supernova, soliton, Schrodinger bla...bla....tuh harusnya aku paham. Lha wong aku jurusan Fisika. Maklumlah, aku kan gak mendalami Fisika Teori ma kuantum2nya yang njelimet memet. Untung aja Fisika Kuantum aku dapet B [hasil kuliah 2 kali...ngulang buat pendalaman....he..he...] . Kalo aku sering denger cerita dosenku ato temen2 mu yang maniak banget ma Fisika Teori...Kayaknya asyik banged. Asyik, cuman tataran itu aja aku bisa membuktikan sendiri. Gila rumusnya Schrodingger aja susah bgt, kapok ah.

Ternyata alam yang ada begitu tercipta sempurna. Bagaimana dengan penciptanya??Gak bisa membayangkan sehebat apa. Aku gak terlalu tau menau ma teori chaos ato novelnya dee. Satu kata yang bisa tak ungkapin adalah "weewww...novel ini begitu menarik. Beda ma novel lainnya [emang aku dah baca novel mana aja, mw baca aja dah madeg ma judulnya...males] yang cuma nawarin tema cengeng2". Tapi bukan berarti aku setuju semua dengan cerita novel ini, tidak juga menentang semua. Makanya aku bilang 'wewww'. Setengah senang plus mikir2 diotak kecilku..

Apa yang paling berkesan, atau mengesankan apa???Aku jadi berfikir lagi tentang Cinta. Tentang kebebasan. Tentang Pernikahan. Tentang Status. Tentang ikatan. Tentang komitment.

Cerita di dalam cerita. Begitulah kesan unik dari novelnya dee yang ini. Dimana pembuat cerita dalam cerita tersebut, mengkritik sendiri hasil cerita mereka. Cerita yang bisa berlabel "cinta terlarang". Rana yang sudah bersuami, saling cinta dengan Ferre. Atau kisah Deva dengan statusnya yang Model merangkap Pelacur-kasar...tapi itu adanya [Eiittt aku gak mau membahas hakim-menghakimi. Walaupun aku harus beberapa kali menarik nafas buat ngelajutin kisah petualangan 'cinta ' Diva ini] . Ato bisa juga dilihat dari pihak penulis cerita dalam cerita ini. Dhimas dan Ruben yang ternyata sepasang Gay.

Aku gak bisa berkutik untuk mencerca cerita ini. Walaupun mereka mengatas nama kan 'cinta'. Yang menjadi pertanyaan diotakku hanyalah....
"Sebenarnya apa sih itu cinta??"
Semuanya menjadi absurd, gak jelas, gak pasti, gak ada yang abadi...atau seolah2 semuanya menjadi gak berarti.

Apa hubungannya hayoo??Aku percaya dengan sebuah Cinta. Walau aku gak berhasil mendefinisikannya dalam otakku. Tapi dia ada di hatiku. Meluruh bersama keyakinanku. Cinta memang diciptakan tuhan buat manusia.
Tapi apakah cintanya Rana kepada Ferre itu juga cinta. Apakah cintanya Diva juga cinta. Apakah Cintanya Ruben dan Dhimas juga cinta. Apakah cintanya Arwin ke Rana-isterinya juga cinta.
Manakah makna CINTA yang sebenarnya.
Cinta terlarang yang indah???ataukah cinta yang terikat dalam pasung pernikahan???
Kalau kita berani menyebut dua2nya adalah cinta.

Sekali lagi, aku tak mau menghakimi. Mana yang benar atau mana yang salah. Mana yang sebenarnya cinta dan mana yang seperti cinta. Itu bukan bahan untuk men-judge diri. Cinta kita lah yang paling benar. Semua orang berhak berpendapat.

Aku harus ngelanjutin baca novel ini sampai selesai. Akan banyak kejutan2 didalamnya atau yach semoga aja aku gak saturated duluan. Yang aku pikirkan sekarang. Aku jelas akan memilih kisahnya Arwin. Suami yang sangat mencintai isterinya yang sah. Tapi isterinya menganggap pernikahannya adalah pasung terhadap kebebasannya. Mungkin bisa dianggap aku tipe orang konvensional yang membenci kemoderenan. Konvensional dan moderen harus berjalan seiringan. Berfikir bebas boleh, asal ada remnya. Aku tak ingin jadi mobil yang tanpa rem, yang menerjang apapun didepanku tanpa ampun gara2 aku gak remku blong. Gak.

Aku tetap berusaha memahami semua perbedaan. Mencoba menghargai semua yang ada. Untuk jadi pelajaran hidup baik yang nyeleneh maupun normal.
Btw, kembali ke novel. Tentunya akan banyak yang menggutuk. Buat apa pernikahan dilanjutkan kalau kita hanya merasa keterpasungan 'cinta'. Mending visi bersama untuk hidup berdua, yang tanpa mengikat. Kebebasan 'cinta'. Aku sendiri tak setuju dengan pendapat itu. Aku hanya bisa berdecak. Cinta yang mana???Cinta yang memasung seperti apa??. Bagiku pernikahan adalah pelabuhan terakhir dari sebuah kata Cinta. Kata Cinta [inget aku nulisnya pake' C yang gede] yang memang gak harus diungkapkan dengan aura kasih, hasrat memiliki, seks menikmati...atau istilah lainnya. Kata Cinta yang memang sesekali dilalui denga sebuah keraguan, kehampaan, keterpasungan...hanya untuk mempertahankan mahligai pernikahan [= mahligai Cinta] yang dulu pernah ada.
Dulu ketika cinta dua insan masih membara2nya. Mereka menganggap itulah cinta sejati mereka. Hanya cinta mereka!! Tapi ketika sudah bertahun2 bersama, menikah. Mereka akhirnya bilang ternyata ini adalah sebuah kehampaan. Lantas dimanakah cinta yang mereka elu2kan dulu. Ataukah ternyata mereka bilang, ternyata kau bukan cinta sejatiku, ternyata kau bukan jodohku. Sebuah alasan pengkambing hitaman yang sempurnya. Akhirnya angka perceraian-dari pacar ato pernikahan- membabi buta. Makna cinta yang ada, seakan2 sirna.

Lantas bagaimana jawabannya???[eiit...eittt..pertanyaannya apa ya. jadi bingung. aku nulis ini aja sambil bingun. ato harus tanpa jawaban ya???apa ya???apa ya???@###$@$%^#$##$$]

No comments:

Post a Comment