Sunday, February 12, 2012

Grow A Day Older,



"... When I was in complete surrender of who I am, the helpless idiot venturing her endless lessons of love and life. When I was thankful that he would grow a day older and see what a mess I could be. And I can feel I am arriving in that moment again, right now, as I am cuddled like his Teddy, and still not knowing what to do or what to decide."

See the sunrise
Know it's time for us to pack up all the past
And find what truly lasts
If everything has been written down, so why worry, we say
It's you and me with a little left of sanity
If life is ever changing, so why worry, we say
It's still you and I with silly smile as we wave goodbye
And how will it be? Sometimes we just can't see
A neighbor, a lover, a joker
Or a friend you can count on forever?
How tragic, how happy, how sorry?
The sun's still up and life remains a mystery
So, would it be nice to sit back in silence?
Despite all the wisdom and the fantasies
Having you close to my heart as I say a little grace
I'm thankful for this moment cause I know that you
Grow a day older and see how this sentimental fool can be
When she tires to write a birthday song
When she thinks so hard to make your day
When she's getting lost in all her thoughts
When she waits a whole day to say...
"I'm thankful for this moment cause I know that I
Grow a day older and see how this sentimental fool can be
When he ache his arms to hold me tight
When he picks up lines to make me laugh
Whan he's getting lost in all his calls
When we can't wait to say : "I love you'."

If everything has been written down, so why worry, we say
It's you and me with a little left of sanity

::Grow A Day Older::Dewi Lestari::

Hujan dan...

Hujan, dan seluruh kenangan yang ada didalamnya.
Mengoyak seluruh nostalgia yang ada.

>Sepanjang dan sore datang,
>masih.mengumpulkan.semangad.untuk.berdiri.lagi

Friday, February 3, 2012

Balada Di Tilang Polisi

Kejadian ini sudah beberapa kali terjadi sejak aku tinggal di Surabaya. Dan baru pengen tak tulis sekarang sih, karena skarang aq janji mw kembali lagi menulis sejak sebelumnya sudah lama sekali tak tinggalkan diary dan blog ku [krn alasan menye2 laaahhh, maklum skarang udah patah hati haha].

#Kejadian Perdana
Ditilang sama temen kantor. Pertama kali ditilang, sampai [karena lugu, culun dan imuuutnya aku] aku baru sadar kalau ditilang setelah 15 menitan proses penilangan. Kejadiannya di pertigaan Rungkut yang mau ke Rungkut kidul dan Rungkut Lor. Karena keasyikan ngobrol di motor, temenku lupa gak nyalakan lampu motor pas malem hari. Kebetulan di pertigaan ada pos polisi. Dan diberhentikanlah kita oleh Bapak Polisi yang Terhormat, dan diceramahin macem2. Aku baru tersadar kalau lagi ditilang pas Pak Polisinya bilang DIsidang dan temenku Merendah2 Minta pengampunan. Untungnya bapaknya baek hati dan kita dilepaskan.

Satu pelajaran, temenku bilang gini "Kalau ditilang polisi, rendahin diri aja dan rayu bapaknya biar gak ditilang"
Tak iyain aja sih, tp sbenarnya aku gak setuju. Kesannya kayak ngaggep Polisi tuh Raja aja. Halooo.. yang bangun jalan itu kan RAKYAT bukan Bapak Polisi yang Terhormat.
[Upss, udah bel masuk kerja. Lanjut entar lagi aja aahh]

#Kejadian Kedua
Kalau ini ditilang yang paling sadis. Ceritanya waktu itu malem2 aku jemput sepupuku di stasiun gubeng. Dan balik dari stasiun gubeng kita tersasar. Aku lupa jalan pulangnya, ya sudah akhirnya kita nurutin jalan aja sambil ngobrol2. Gak terasa kita lewatin jalan tikungan ke kiri. Biasanya sih jalan yg belok ke kiri tuh langsung lurus, ternyata jalan Pemuda yang deket jembatan tuh punya lampu merah sendiri. Ya sudah kita di semprit pak polisi dan tanpa kita sadar kenapa??haha kita melanggar lampu merah.
Aku dan sepupuku berusaha memberi penjelasan. Ngalor ngisul kita ngomong. Aku juga bingung, dan grogi sendiri. Maklum pertama kali tersadar menghadapi pertilangan. Takut aja, kata Pak Polisi yang Terhormatnya katanya sidang nanti kena denda 500rb rupiah sodara2...!! Tapi ternyata Pak Polisi yang Terhormat-nya bilang sendiri seperti ini, "Atau mau titip sidang aja mbak??"
Aku : "Lho niitip sidang bisa to pak??" [heran aja. suer aku gak tw peraturan itu. kirain memang peraturan pertilangan. maklum perdana]
Pak Polisi yang Terhormat: "Iya bisa kok mbak. Kalau titip sidang 73rb"
Aku: "Kalau titip sidang STNK dan SIM nya di kasih lagi kan pak???"
Pak Polisi yang Terhormat: "Iya SIM dan STNK nya dibalikin"
Aku: [Heran aja, kok semudah itu ya Pak Polisi yang Terhormat mw mengembalikan SIM dan STNK nya] "pak gak boleh ditawar to bayarnya??"
Pak Polisi yang Terhormat : "Gak bisa mbak, ya 73 rb"
Aku : [iya paling2 peraturannya segitu, buktinya mintanya pecahan. pake 3000 rupiah juga]. [Akhirnya sambil mangkel aku bayar aja. Bayangkan waktu itu tanggal tua, dan didompetku tinggal 73rb rupiah. Ya sudah uang itu tak lemparin aja ke meja. Uangnya terbang ke bawa angin hingga jatuh. Gak tak peduliin. Pak Polisi yang Terhormat nya sendiri yang memungutin]
Aku: "Pak gak ada tanda bukti kalau kita ditilang to??"
Pak Polisi yang Terhormat : "Gak ada mbak"
Aku : "Tapi kan kita sudah bayar, paling tidak ada kuitansinya atau apa lah. Kalau kita pernah ditilang"
Pak Polisi yang Terhormat : [dia gelagepan dan minta tolong polisi yang satunya, temannya]
Teman Pak Polisi yang Terhormat : "Gak ada tanda buktinya mbak"
Aku : [Aku dan sepupuku tetep ngengkel]
Teman Pak Polisi yang Terhormat : "Lho mbak ini minta ditilang to, kok minta tanda bukti!!!" [Halooooooooooo bukannya dari tadi kita udah ditilang. Ya sudah dari pada SIM dan STNK kita ditahan lagi, akhirnya kita pergi. Dengan sangat mangkel sekali. Gak Ikhlas Aku Pak Polisi yang Terhormat. Rezekimu GAK BAROKAH]

Sudah kelihatan sekali kalau Pak Polisi yang Terhormat nya cari uang sendiri. Haha Oknum negara yang seharusnya digugu dan ditiru ternyata tidah lebih dari Sampah saja!!! [sengaja pake istilah sarkas].
[Ya sudah lah doanya orang yang teranianya kan dikabulin, tak doain Dua Pak Polisi yang Terhormat itu pulang kerja kecebur got, motornya ngambang sampai Samudera Hidia. Dan noda gotnya nempel sampe bikin jerawat sebiji2 anggur].

Banyak sekali keanehan ketika Kita ditilang :
- Tilangnya dilakukan pas malem dan kondisi sepi. Cuma ada 2 polisi saja. Emang ada penilangan malem to??Rajin amat Pak Polisi yang Terhormat itu sebagai pengabdi masyarakat mau kerja lembur.
-Proses interogasi kita di tempat gelap. Buat baca surat tilang aja gak bisa. Aku aja pas tanda tangan gak bisa baca apa yang tak tanda tangani.
-Polisi nawarin titip sidang. Gak pernah ada titip sidang. Pasti masuk kantong-nya Pak Polisi yang Terhormat sendiri.
-Gak ada bukti tilang pas kita sudah bayar uang titip sidang.
-STNK kita mw di sita. Ingat kalau tilang itu cuma SIM saja yang diambil Pak Polisi yang Terhormat nya.

[nyempetin nulis sebelum kerja]
>Sepanjang 8 Feb 2012

#Kejadian Ketiga
Karena saking jengkelnya ditilang, akhirnya aq tanya2 bang Google cara menghadapi Tilang dan Prosedur tilangnya gimana. Skalian menatur strategi juga apa yang harus tak lakukan ketika di tilang.
Aku mulai hati2 lagi, takut kalau ditilang lagi. Paling tidak mengurangi berurusan dengan Polisi yang resek aja. Tapi akhirnya aku ditilang lagi. Dan lagi2 aku dihentikan polisi dengan tidak tahu alasannya kenapa. Kata Pak Polisi yang Terhormat-nya aku ngelanggar marka jalan (garis putih lurus). Tepatnya di puter balik depannya Cito (sebelum bunderan Waru). Pantesan aja tiap aku plang selalu lihat polisi berjaga2 di deket puter balik itu (tauuu aja Pak Polisi yang Terhormat-nya kalau daerah situ potensial buat cari uang, karena dalam kondisi macet pengendara pasti sering lengah ngelewatin garis putih itu).
Kurang lebih terjadilah percakapan antara aku dan Pak Polisi yang Terhormat-nya.
Pak Polisi yang Terhormat: "Selamat sore mbak, mbak saya tilang!"
Aku : [bingung dan grogi juga. tapi juga bersiaap2 menerapkan ajaran Bang Google] "iya pak, saya melanggar apa??"
Pak Polisi yang Terhormat:"Embak melanggar marka jalan, dan sesuai UU *&&^%^%&*( bla...blaa...blaaa.... Boleh saya lihat STNK dan SIM na mbak??"
Aku : [bengong, baru sadar pelanggaranku apa. Ya udah tak kasih aja SIM dan STNK nya]
Pak Polisi yang Terhormat: "Orang M***** ya mbak"
Aku : "Iya pak benar"
Pak Polisi yang Terhormat: "Dulu sekolah di SMA apa mbak?"
Aku: [waktu itu aku lagi berperan jadi buruh pabrik. tapi pas ditanyain SMA kebodohanku adalah mengaku2 dari SMA favorit biar gengsian dikit]. "SMA 2 pak"
Pak Polisi yang Terhormat: "yang dijalan Biliton itu ya mbak?"
Aku: [karena aku gak sekolah disitu, aku jawab iya saja. dan aku baru tahu ternyata itu salah haha]
Pak Polisi yang Terhormat: "Kuliah ya mbak??"
Aku: "engak pak, buruh pabrik" [emang aku buruh. kan klo kerja di orang namanya kan buruh]
Pak Polisi yang Terhormat: "Kok sekolah di Favorit jadi buruh mbak??"
Aku : "Namanya aja naseb pak"
Pak Polisi yang Terhormat: "disini sama siapa mbak??"
Aku : "Sama tante pak di sepanjang" [agak ngawur]
Pak Polisi yang Terhormat: "Lulusan SMA tahun berapa mbak??"
Aku : "sudah lama pak"
Pak Polisi yang Terhormat:"tahun 200* ya?"
Aku: "Lho kok tahu pak??"
Pak Polisi yang Terhormat: "Saya juga 200*"
Aku: [wajahnya tuua banget Pak Polisi yang Terhormat]. "OOOooo.. Pak kok tanya2 terus??"
Pak Polisi yang Terhormat : "saya juga dari M***** mbak. Dari SMA 1"
Aku: "Wah pak Dhe saya ngajar disitu Pak, tapi baru aja sih. Jadi Waka disitu juga"
Pak Polisi yang Terhormat: "Namanya Pak Dhe nya siapa mbak??"
Aku: "R**** pak"
Pak Polisi yang Terhormat: "Pak dhe nya atau bapaknya mbak?
Aku: [Teng toong...aku baru sadar kalau STNK ku namanya R****. Ketahuan deh]. "Itu motornya pak Dhe saya pak. Saya pinjem"
Pak Polisi yang Terhormat: "Anda saya tilang mbak, Sidang ya mbak"
Aku : "Iya pak sidang aja. Oh ya pak saya perlu tahu