Tuesday, February 9, 2016

I lost my self

Dan sekarang aku berhenti berfikir.
Tahun ini umurku 30 tahun. Cukup tua bukan.
Aku tak menginginkan pernikahan, bagiku pernikahan adalah pelegalan stigma dan agama masyarakat.
Dan aku korban dari stigma itu.
Aku hidup, tapi seperti mumi. Ragaku hilang.

Kebodohanku adalah aku tak bisa kuat. Pada akhirnya aku mau menikah karena tak tahan dengan bombardir orang tua dan karena adekku perempuan yang mau menikah. Jadilah aku mau menikah dengan tidak ikhlas, tapi ibukku selalu menyuruhku untuk ikhlas dan ridho dengan takdir.

Dan pada akhirnya aku meragukan takdir itu apa?tuhan itu apa?
Karena dua kata itu yang selalu di elu-elukan oleh orang tua ku.
Aku?aku tak percaya apapun sekarang. Hatiku sudah remuk sejak kedua orang tuaku memaksaku menikah.

Orang bilang menikah adalah fase untuk menuju kedewasaan, dan masa depan. Menurutku bisa ya dan bisa tidak. Harusnya tiap orang punya pilihan untuk menentukan hidup terpentingnya itu. Menikah dengan siapa ataupun tidak menikah. Bersama dengan siapa ataupun berhenti sejenak untuk sendirian dulu.
Dan aku orang yang tak punya pilihan itu.

Menikah dengan orang yang tidak aku cintai, dan harus berpisah dengan orang yang aku cintai. Keluargaku dan orang2 selalu bilang, nrimo takdir saja dan sabar.
Mudah saja untukmu
Coba saja lukamu seperti lukaku

Tuesday, December 29, 2015

Klinik Kopi yang mirip Filosofi Kopi

Klinik Kopi adalah surga bagi penikmat kopi.
Letak Klinik Kopi ada di jalan Kaliurang (Jakal) km 7.5 (UtaraGardu PLN besar jakal).

Friday, December 25, 2015

Monolog di Kereta

Kereta, apalagi kereta ekonomi. Ada banyak interaksi dan cerita disana.
Kali ini saya naik kereta ekonomi. Ada banyak cerita disana. Saya tidak sedang bercakap dengan orang-orang di dalam kereta. Karena memang saya sedang tidak mood dan juga malas berbagi cerita dengan mereka.

Obrolan monolog sedang saya nikmati di sana.
Pertama pasanglah earphone.
Kedua bawalah buku, dan bacalah.
Kadang-kadang saya cuma memasang earphone tanpa memutar musik. Dan kadang-kadang juga saya bermain hp, bukan membaca buku.

Sebenarnya saya tak terlalu peduli dengan buku atau hp yang saya pegang. Saya mengintip sebelah saya, atau sesekali saya malah melamunkan jalanan di balik jendela.

Kereta ekonomi. Dimana tempat duduk penumpang disetting berhadapan. Dan jeda antara kursi yang terlalu sempit. Jadi jangan heran kalau dengkul antar dengkul saling bersentuhan.

Thursday, September 3, 2015

Anak Kerbau

Sepintar-pintarnya anak, anak tetaplah kerbau. Dan orang tua adalah pengembala.
Semua hal diatur orang tua.
Muak aku dengan dogma, agama, takdir, bala' ataupun apapun itu namanya yang tak berwujud atas nama agama.
Hidup terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.
Dan anak tidak pernah memilih untuk dilahirkan, tidak pernah memilih siapa orang tuanya dan apa agamanya.
Agama hanyalah tameng semu atas kebodohan manusia yang tak terjawab.

Friday, August 21, 2015

#3Traveller Go to Jogja

Jadi trip ini adalah travelling terus-menerus. 5 hari 4 mlam, dengan 4 kali pindah hotel. Dari kota Jogja - Gunung Kidul - Prambanan - Magelang. Ada 2 even yang yang sedang kita idam-idamkan : Sendratari Ramayana Prambanan dan Festival Lampion di Borobudur.
>>Hari Pertama, Sabtu
 Start kita dari Surabaya, naik sancaka sore jam 5.30 sore. Kita kena 160rb/kursi (kena mahal, kalah cepet beli tiketnya). Sampai jogja jam 10.30 malam.
Kita sewa motor di ReSmile, langganan sewa motor saya. Janjian sama mas nya di stasiun tugu yang pintu pasar kembang. Saya pilih resmile karena pelayanannya bagus, motornya terawat, perlengkapannya lengkap dan helm nya bersih. Beda dengan sewa motor yang lain, yang kadang2 lebih murah tapi pelayanannya ala kadarnya. Harga sewa motornya 70rb/24 jam, kita sewa 2 motor untuk 4x24 jam.
Terus kita langsung capcus aja ke hotel, tapi sebelumnya saya nyari gereja dulu buat misa minggu pagi temen saya besok. Untuk hotel di jogja, saya lebih prefer daerah prawirotaman. Ada beberapa pertimbangan kenapa saya pilih hotel disitu : 
- dekat dengan kawasan malioboro, tetapi tidak di malioboro. Jadi bebas dari kemacetan dan berisik malioboro.
- aksesnya mudah ke malioboro. Karena banyak jalannya yang 2 arah.
- hotel/penginapannya banyak yang bisa dipesan di agoda.com dan traveloka. Jadi kita bebas memilih yang murah dan bagus sesuai keinginan kita.
- prawirotaman 1 adalah kampung bule (selain sastrowijayan), jadi suasanya mirip2 dikit dengan kuta bali. 
 
>>Hari Kedua, Minggu
Kita mulai dari nganter na2 ke gereja, lanjut saya dan eet ke 'SunMor' sunday morning ugm. Sunmor mirip dengan pasar minggu pagi, dimana banyak stand2 penjual berjejer disepanjang jalan depannya masjid ugm. Banyak dagangan disitu, mulai baju, sepatu, tas, makanan dan pernak-pernik. Mulai dari barang handmade sampai eksport china-an. Say lebih suka belanja tas dan pernak-pernik handmade disini. Karena lebihmurah dan gak perlu nawar susah2 seperti di malioboro.
Jam 9an kita sudah berkumpul lagi di depan hotel untuk sarapan pagi. Kebetulan kita nginep di hotel cristalit di prawirotaman 2. Hotel murah 200rb-an dengan kolam renang juga. Dari skor 1-10, untuk hotel ini saya nilai 4 deh. Jarang ada bule di prawirotaman 2 ini, yang ada ramai orang di pasar dan pastinya banyak penjual makanan disini. Kita makan di warung kecil depan hotel. Teh angetnya enaaaakk (jogja memang lebih enak teh nya dari pada kopi nya), tempe dan oseng2 nya enak juga. Makanannya khas masaka ndeso, suasananya ndeso juga dan yang pasti murah. 
Jam 11an kita mulai perjalanan ke gunung kidul. Jangan lupa untuk mengisi tangki motor penuh sebelum keluar dari kota jogja. Rute yang kita lewati adalah ringroad timur, bukit bintang, wonosari dan sebelum masuk kotanya belok kanan lewat jalan baron ke gunung kidul. Butuh waktu 2 jam-an untuk sampai ke kawasan pantai2 gunung kidul. 
Untuk ke gunung kidul kita lewat jalur ke pantai baron-kukup-sepanjang-krakal-sadranan-indrayanti. Sampai di indrayanti kota langsung mencari penginapan. Ada banyak penginapan di pinggir pantai disini. Kita pilih penginapan Bambu Lengkung